Download dari sini

Download youtube Video

Senin, 11 Agustus 2008

Pendapat Ade (reporter kompas) tentang graffiti

Seni Graffiti atau seni corat-coret bukanlah fenomena baru di masyarakat. Awalnya, seni ini digunakan sebagai salah satu bentuk bentuk protes kepada dunia politik atau apapun lewat coretan di tembok pinggir jalan. Namun, dalam perkembangannya aksi ini malah berubah fungsi menjadi seni.

Seperti halnya kelompok graffiti, Artcoholic. Komunitas graffiti yang terbentuk pada pertengahan 2001 ini, merupakan sekumpulan mahasiswa seni dan desain grafis beberapa universitas di Jakarta. Lihat saja kegiatan komunitas graffiti yang tampak sedang beraksi corat-coret di lapangan jalan Wijaya, Jakarta Selatan ini.

Sayangnya, dalam mengekspresikannya karya seni ini, kurang mendapat dukungan pemerintah, dalam hal ini DKI Jakarta. Karena niat para mahasiswa ini, ingin menuangkan isi hati dan menghibur orang-orang di jalan. Meski aksi mereka ini sering sekali berurusan dengan pihak aparat keamanan.

Kamis, 12 Juni 2008

Graffiti a Powerful Weapon

Masih ingat zamannya vandalisme anak-anak sekolah yang suka mencoret-coret properti publik dengan nama sekolah mereka seperti ”Boedoet” atau ”Rasta” dengan cat semprot dan bentuk coretan yang asal jadi. Mereka menganggap makin banyak coretan nama sekolah di kota, makin kuat sekolah mereka.

Begitu juga dengan sub kultur graffiti sebagai urban art. Seperti yang diceritakan dalam film ”Bomb the System”, Graffiti bisa menjadi sebuah senjata yang berbahaya.

Dalam scene graffiti, reputasi dan ”pride” seorang graffiti artist ditunjukan dari karya-karyanya. Ketika karya itu mengalami ”going over” atau ”slashing”, sama dengan harga diri yang diinjak-injak.

Going over graffiti berarti menggambar di atas gambar lain. Hal ini sebagai simbol agresi dari seorang artis terhadap artis lain yang gambarnya di-go over. Tapi ada beberapa jenis go over yang masih dianggap wajar dan tidak memicu agresi.

Tag di go over sebuah throw up, throw up di go over sebuah piece. Biasanya go over seperti ini tidak memancing insiden apa pun. Yang menyimpangi etika ini, misalnya dengan menggambar graffiti tingkat rendah di atas graffiti dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi sama saja dengan sebuah hinaan. Menganggap si empunya graffiti sebagai “toy” atau derajat terrendah dalam scene graffiti.

Sedangkan slash adalah mencoret graffiti orang lain. Walaupun lebih sederhana daripada going over, slash bermakna hinaan yang lebih dalam daripada going over. Slashing juga sering disebut dengan marking dan capping. Istillah capping sendiri berasal dari seorang graffiti artist bernama Cap yang melakukan slashing di semua transit car di New York.

Seni Jalanan Pendobrak Kekuasaan

Bayangkan ketika graffiti tidak ilegal, sebuah kota dimana setiap orang dapat menggambar apa yang mereka suka. Dimana setiap jalan berisi jutaan warna dan frasa-frasa yang bermakna. Mengantri bus menjadi tidak membosankan lagi. Sebuah kota yang terasa memberi nafas bagi semua orang, tidak hanya pada agen real estat dan iklan-iklan perusahaan raksasa. Bayangkan sebuah kota seperti itu, dan berhentilah bersandar di dinding-dinding yang basah --- Banksy ---

Itulah mimpi seorang Banksy, pelukis graffiti (bomber) terkenal dari Inggris yang baru saja menjadi perbincangan karena indentitasnya mulai terkuak. Beberapa foto yang diduga fotonya diekspos di media masa.

Graffiti menjadi kontroversial dikalangan masyarakat termasuk masyarakat di Indonesia. Ada sebagian yang menganggap graffiti merupakan karya seni yang mengandung nilai estetika yang tinggi. Bahkan ada yang menganggap pelukis graffiti adalah seorang seniman yang genius dan pemberani.

Sebagian yang lain menyebut graffiti adalah visual sampah yang mengganggu keindahan dan mengotori kota. Karenaya melukis graffiti termasuk perbuatan kriminal. Banyak sudah kelompok-kelompok pelukis graffiti yang digrebek polisi saat menjalankan aksinya.

Graffiti sendiri termasuk dalam seni publik (public art). Dalam dunia seni rupa dalam lingkup yang lebih khusus, seni publik diartikan sebagai seni yang dibuat secara individu maupun kelompok yang menggunakan prinsip tertentu dalam menggulirkan wacana untuk disampaikan kepada publik atau masyarakat luas.

Selain graffiti contoh lain yang juga termasuk lingkup seni publik antara lain performance art, seni instalasi, happening art, stencil, mural dan poster. Dibandingkan dengan yang lain, graffiti kurang mendapat tempat atau sedikit mendapat apresiasi karena sifatnya yang vandalisme, merusak milik orang lain atau milik umum.

Sebagai gambaran aksi vandalisme kita simak karya Banksy yang dipasang di Galeri 49 British Museum. "Early Man Goes to Market", sebuah batu bergambar manusia purba yang sedang berburu membawa keranjang belanja. Tentu pemasangan itu tanpa sepengetahuan pengelola museum. Pengelola museum baru mengetahui ada tambahan koleksi setelah Banksy mengumumkan di situs pribadinya.

Yang menarik, setelah pengelola museum mengetahui ada karya Banksy terpampang di salah satu galerinya, pengelola bukan mehilangkannya malah mempertahankan menjadi salah satu koleksi tetapnya.

Mungkin pihak museum menilai karya Banksy termasuk dalam karya yang mempunyai nilai seni yang tinggi. Mungkin juga karya itu mempunyai nilai komersial yang dapat menarik orang berkunjung ke museum. Bandingkan dengan poster-poster iklan produk atau foto-foto calon peserta pilkada yang banyak dipasang di tembok-tembok kota, halte dan tempat-tempat umum lainnya yang semakin semarak apalagi saat kampanye tiba.

Inilah yang coba dilakukan oleh Banksy dan bomber-bomber yang lain, termasuk di Indonesia, membebaskan masyarakat dari serangan iklan komersial dan intrik-interik politik yang tidak mendidik dan kurang atau tidak ada sama sekali unsur seninya.

Menarik sekali jika kita simak gugatan mereka, para bomber, "Sama-sama mengotori tempat umum, mengapa mereka tidak ditangkap ? Justru kami yang membuat tembok tak terawat menjadi indah, harus digrebek ?"

Hidup Sehat Graffiti Artist

Tidak bisa dipungkiri bahwa spray paint bukanlah makanan bergizi. Spray paint adalah racun. Kandungan kimia yang ada dalam spray paint juga dapat menjadi berbagai macam sumber penyakit. Senjata andalan para graffiti artist ini bisa menyerang tuannya sendiri jika tidak ditangkal dengan baik.

Karena itu lah para graffiti artist pun harus membekali diri mereka dengan perlindungan fisik guna menolak penetrasi bahan kimia ke dalam sistem tubuh mereka. Salah satu yang sudah menjadi asesoris wajib para graffiti artist adalah respirator.

Aroma spray paint memang enak-enak asoy. Tapi ingat bahwa itu adalah racun. Sama seperti zat adiktif yang terkandung dalam lem. Efek jangka panjangnya bisa sangat buruk bagi kesehatan, karena itu gunakanlah respirator, atau minimal pakai masker mulut seperti yang biasa dipakai sama dokter gigi.

Jangan lupa juga untuk pakai sarung tangan. Mungkin terlihat cupu tapi tangan adalah bagian tubuh yang paling banyak bersentuhan dengan zat kimia dari dalam cat semprot.

Dan yang wajib, pakailah baju yang benar dan cukup menutupi bagian tubuh yang rentan terkena cat. Minimal kenakanlah t-shirt lengan pendek. Sebaliknya jika tidak sedang membuat graffiti, jangan kenakan kaos yang berlumuran cat. Residu cat yang tersisa bisa penetrasi ke dalam kulit jika menempel terlalu lama. Jadi graffiti artis harus bisa berkarya tanpa menyepelekan kesehatan dirinya.

Rabu, 11 Juni 2008

Graffiti

Graffiti was born..

Sekelompok pasukan dengan mengenakan sweater dan masker sambil menenteng cat semprot di tangan mulai berjalan menelusuri jalan-jalan di Jakarta. Beberapa saat mereka sempat berdiam diri di bawah fly over, dengan pandangan penuh arti menatap tembok-tembok yang kosong dan kusam tersebut. Sedetik kemudian tangan-tangan mereka mulai menyemprot tembok tersebut dengan cat semprot. Tidak ada yang tahu apa yang mereka ciptakan saat itu, sampai keesokan paginya para pengguna jalan mulai terheran-heran dengan karya para bomber tersebut. Dan karya inilah yang kita kenal sebagai “graffiti”.

Graffiti sendiri berasal dari bahasa Itali yaitu “graffito” dan akhirnya populer dengan sebutan graffiti. Tidak ada yang mengetahui secara jelas kapan seni yang satu ini mulai populer di dunia, yang jelas beberapa bukti menunjukan bahwa graffiti sudah ada pada masa pemerintahan kerajaan Roma. Graffiti pun mulai mengalami perubahan dari masa ke masa dan akhirnya sekarang lebih kita kenal dengan modern graffiti. Di beberapa negara grafitti menjadi sebuah hal yang melanggar hukum, di Indonesia sendiri belum jelas pasal-pasal mengenai hal yang satu ini. Jika para bomber tertangkap tangan, mereka hanya harus menghapus karya mereka tersebut. Graffiti sendiri bisa menjadi sarana para bomber untuk menyuarakan jiwa sosial mereka. Namun kini graffiti justru lebih condong sebagai salah satu bentuk kreativitas dalam hal seni.

It’s My Style
Aliran atau gaya dalam graffiti cukup banyak, namun “tag” merupakan salah satu dasar yang harus dimiliki oleh para bomber. Tag merupakan gaya dalam menulis atau membuat gambar-gambar atau tulisan sehingga menarik, biasanya para bomber memiliki ciri khas masing-masing pada tag-nya tersebut. Selain tag ada pula yang disebut throw-up atau biasa disebut fill-in, ini adalah sebuah teknik menggambar dengan sangat cepat dengan menggunakan dua hingga tiga warna, di mana kecepatan menjadi tujuan utama dalam gaya yang satu ini.

Paling seru dalam graffiti ialah apa yang di sebut dengan wildstyle. Gaya ini adalah sebutan di mana seorang bomber dapat melakukan apa saja, baik itu dari segi desain atau pun pemilihan warna, dan karya yang paling ekstrim menjadi sesuatu yang paling menarik di sini. Para bomber pun saling menghasilkan karya-karya yang terkadang membuat seseorang harus memperhatikan dengan seksama maksud dan arti dari karya-karya mereka tersebut.

Radical And Political
Graffiti juga memiliki reputasi yang cukup buruk di mata pemerintah hampir di seluruh negara, karena graffiti dituduh sebagai media yang paling frontal untuk menghujat atau pun mengkritik secara keras sebuah pemerintahan di sebuah negara. Walau pun kini banyak grafiti yang telah meninggalkan cara seperti itu, namun tetap saja pemerintah masih banyak yang tidak setuju dengan hal yang satu ini. Bisa dibilang seni ini merupakan sebuah seni yang termasuk kategori underground. Bisa dibilang demikian karena kegiatan ini dilakukan secara diam-diam dan biasanya dilakukan pada malam hari. Membicarakan graffiti dan politik maka tidak akan lepas dengan seorang tokoh yang bernama Alexander Brener. Ia lah yang pertama kali membawa politik ke seni, dan ia juga lah yang pertama kali menyuarakan politik lewat media yang satu ini.

Decorative And High Art
Graffiti sekarang mulai memasuki masa keemasannya, selain di Indonesia sendiri, di Amerika atau tepatnya di Brooklyn Museum sering diadakan pameran graffiti yang kini disebut juga sebagai seni kontemporer. Berbagai bomber profesional seperti Crash, Lee, Daze, Keith Haring dan Jean-Michel Basquiat menjadi pahlawan dalam seni graffiti. Sekitar 22 bomber ikut berpartisipasi dalam pameran ini. Lain di Amerika lain pula di Australia. Negara yang satu ini bahkan menjadikan graffiti sebagai lomba publik yang selalu memiliki jumlah peserta yang sangat banyak.

Graffiti Against The Law
Di Amerika lah graffiti pertama kali ditemukan, karena semakin banyaknya bomber-bomber yang membom-bardir sudut-sudut kota di Amerika, akhirnya pemerintah mulai menyediakan sebuah lahan untuk para bomber mengekplorasikan karya-karya mereka. Di Philadelphia misalnya. Pada tahun 1984, Philadephia Anti-Graffiti Network (PAGN) yang tadinya sangat menentang seni ini akhirnya meciptakan sebuah program yang diberi nama Mural Arts Program. Program ini menyediakan tempat yang sangat layak, namun jika para bomber tersebut membuat graffiti di luar wilayah tersebut, maka hukuman yang berat pun harus siap mereka terima.

Di kota New York tahun 1995, Mayor Rudolph Giuliani dari membuat sebuah pasukan yang dinamakan Anti-Graffiti Task Force, yaitu pasukan yang dibuat untuk memberantas para bomber yang berkeliaran di kota ini. Selain itu para penjual cat semprot hanya boleh menjual dagangannya pada orang yang sudah berumur 18 tahun ke atas dengan menunjukan identitas mereka tersebut. Para bomber yang tertangkap juga harus membayar denda sebesar US$ 350, yang tentunya sangat memberatkan para bomber. Akhirnya salah seorang bomber terkenal NYC yang bernama Zephyr melakukan serangkaian usaha untuk melegalkan kegiatan ini, yaitu dengan menulis surat ke pemerintah. Peter Vallone, Jr. yang pada saat itu menjabat sebagai anggota pemerintahan melegalkan permintaan tersebut pada tanggal 1 Januari 2006, namun dengan syarat para bomber yang melakukan kegiatan tersebut harus berumur 21 tahun ke atas.